Sudah Belajar Tapi Nilai Tetap Jelek?
Hari Sabtu yang lalu ada murid yang memberikan pertanyaan menarik buat saya. Saat itu kami sedang melihat-lihat papan pengumuman yang berisi daftar nilai UTS yang baru saja berakhir. Sambil memandangi kertas-kertas berisi nilai tersebut, terjadi percakapan yang bisa kami kupas panjang lebar.
Murid saya bertanya mengapa ada anak yang mendapatkan nilai buruk di banyak mata pelajaran yang diujikan. Kemudian dia bertanya lagi apakah anak yang demikian itu tidak belajar untuk menghadapi ujian. Segera saya mengajaknya duduk dan mulailah diskusi panjang lebar kami lakukan.
Sebenarnya ada banyak faktor yang membuat murid mendapat nilai buruk di suatu ujian. Nilai buruk itu bisa jadi hanya pada satu mata pelajaran atau bahkan di beberapa mata pelajaran sekaligus. Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan murid mendapat nilai buruk:
1. Motivasi Belajar Rendah
Motivasi merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan suatu pekerjaan atau upaya. Murid yang termotivasi untuk meraih suatu hal tentunya akan menunjukkan upaya yang berbeda dengan murid yang tidak memiliki motivasi. Hal ini dapat dilihat dari perilaku kasat mata. Murid yang termotivasi akan memperlihatkan semangat yang membara untuk mencapai impiannya, sebaliknya murid yang tidak termotivasi akan menunjukkan perilaku ogah-ogahan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Motivasi belajar yang rendah ditengarai menyebabkan murid tidak memiliki gairah untuk menaklukkan suatu pelajaran yang diujikan. Di saat temannya belajar dengan serius, murid yang bermotivasi rendah tersebut belajar ala kadarnya sekedar menggugurkan kewajibannya untuk belajar.
2. Permasalahan Pribadi
Masalah pribadi yang belum diselesaikan dengan tuntas bisa menjadi faktor yang mengganggu konsentrasi belajar murid. Bagaimana murid bisa belajar dengan tenang jika pikirannya selalu dipenuhi dengan kegalauan akan masalah yang belum ditemukan solusinya tersebut. Masalah yang dialami murid bisa jadi berasal dari dalam dirinya dan juga dari luar dirinya seperti adanya ketakutan dan kecemasan terhadap suatu hal, problem dengan teman sebaya, masalah keluarga yang berlarut-larut, dan lain-lain.
3. Salah Memprediksi Materi
Nilai yang buruk kemungkinan disebabkan oleh murid yang salah memprediksi soal yang diujikan. Murid mungkin saja sudah belajar dengan baik, namun soal yang keluar dalam ujian adalah materi yang belum dipelajari atau belum dikuasainya dengan sempurna. Bisa ditebak hasilnya bila murid mengalami situasi semacam ini. Tentu murid merasa kesulitan untuk mengerjakan soal yang diberikan guru karena yang dipersiapkan dengan yang ditanyakan jauh berbeda jenis soalnya.
4. Kemampuan Terbatas
Ketika menyoroti tentang murid yang harus remidi di hampir semua mata pelajaran,materi diskusi kami menjadi sangat menarik. Saya ajukan hipotesis bahwa murid yang remidi di hampir semua pelajaran bisa jadi kemampuannya memang terbatas. Murid tersebut mungkin bersemangat, namun faktor kemampuan terutama kapasitas otak yang terbatas dapat menjadi penghalang yang nyata. Ibaratnya motor keluaran tahun 1960-an bila digeber untuk berlari super kencang tentunya akan terseok-seok dan bukan tidak mungkin mogok atau malah mengalami kerusakan fatal.
5. Salah Strategi Belajar
Strategi belajar yang salah bisa menjadi faktor penentu jeleknya nilai yang didapatkan oleh murid. Kebiasaan belajar dengan sistem kebut semalam merupakan pola belajar yang tidak efektif untuk dilakukan (lebih lanjut bisa dibaca ulasan tentang ini di http://evysofiasangpembelajar.blogspot.co.id/2015/10/kalau-bisa-dicicil-mengapa-harus-dikebut.html).
6. Sikap Meremehkan Pelajaran
Satu hal yang sering saya amati adalah kebiasaan beberapa murid untuk emremehkan suatu mata pelajaran. Menggampangkan dan mengabaikan adalah tindakan nyatanya. Ketika murid tidak paham materi yang diajarkan guru, murid seharusnya langsung bertanya atau mencari bantuan belajar dari teman. Hal yang berbeda terjadi pada murid yang terbiasa menggampangkan pelajaran. Saat tidak memahami materi, bukannya segera bertanya malah si murid diam saja dan memilih melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan belajar. Meremehkan tugas yang diberikan oleh guru juga dapat menjadi faktor penyebab yang lain. Murid tersebut mungkin tidak menyadari bahwa bisa jadi materi ujian berasal dari tugas guru yang tidak dikerjakannya tersebut. Kalau sudah begini siapa yang bakalan menyesal?
Ulasan di atas tadi adalah beberapa hal yang saya rangkum dari diskusi kami. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar murid, seperti faktor kesehatan dan soal ujian yang terlalu sulit misalnya.
Semoga bermanfaat...




Komentar
Posting Komentar