Kalau Bisa Dicicil, Mengapa Harus Dikebut?


Murid atau mahasiswa di seantero bumi nusantara tentunya akrab dengan istilah SKS. Istilah SKS ini akan sering disebut di kala waktu ujian tiba. Ya, istilah yang sejatinya menggambarkan kredit semester di level perguruan tinggi ini sering diplesetkan dengan sistem kebut semalam.

Sistem kebut semalam merupakan salah satu cara belajar yang dilakukan para murid. Bisa jadi penggemar cara belajar ini sangatlah banyak. Secara iseng pernah saya tanyakan di kelas tentang siapa yang belajar di saat H-1 ulangan atau ujian. Ternyata banyak yang mengacungkan tangan tanpa malu-malu, bahkan beberapa di antara mereka menjawab sambil tertawa bangga. 

Belajar dengan cara SKS membutuhkan energi yang besar. Waktu yang dibutuhkan untuk belajar pun menjadi lebih lama. Sangat masuk akal bila model belajar ini membutuhkan waktu yang lama. Bayangkan saja materi ulangan atau tes yang berjibun harus diselesaikan dalam waktu semalam. Tak heran jika para pelaku belajar SKS ini harus begadang dan kehilangan jam tidurnya demi menguasai materi tes. Dengan usaha yang demikian ngoyo, pertanyaannya efektif kah cara belajar serba dadakan ini?


Sumber Gambar: www.islampos.com
Sebuah riset yang dilakukan di UCLA yang terangkum dalam Child Development Journal menyatakan bahwa belajar dengan sistem kebut semalam ini tidak akan sebanding hasilnya karena cara ini buruk dan mengurangi jam tidur. Berkurangnya jam tidur membuat performa murid dalam mengerjakan tes menjadi jelek.

Sebaliknya belajar yang dilakukan sedikit demi sedikit namun ajeg dipandang lebih efektif proses dan hasilnya. Belajar dengan cara mencicil materi tes dalam jumlah kecil namun sering memungkinkan murid membuat perencanaan belajar yang lebih baik. Katakanlah materi tes yang akan diujikan sebanyak 30 lembar, maka murid dapat membaginya dalam waktu 3 kali belajar dengan menguasai sebanyak 10 lembar setiap kali belajar. Lebih ringan, bukan?


Sumber Gambar: www.pendidikankarakter.com
Murid yang terbiasa belajar dengan cara mencicil juga tidak akan khawatir bila guru memberikan ulangan atau kuis secara mendadak karena mereka sudah terbiasa membaca materi pelajaran. Kebiasaan membaca materi pelajaran secara berulang memperkuat memori jangka panjang murid sehingga saat memori itu dibutuhkan maka murid tinggal mengingat kembali dengan mudah. 

Belajar dengan cara mencicil juga mencegah tubuh menjadi terlalu lelah akibat diforsir untuk mempelajari banyak materi pelajaran sekali tempo. Pengaturan waktu belajar yang rapi memungkinkan murid beristirahat dengan cukup atau menikmati tidur yang berkualitas menjelang hari tes tiba. Tidur yang cukup setelah belajar sangat diperlukan oleh murid. 

Penelitian New York Langone Medical center USA menunjukkan bahwa tidur setelah belajar mendorong pertumbuhan cabang dendritik yaitu tonjolan kecil dari sel otak yang terhubung ke sel otak lain dan memfasilitasi berlalunya informasi di sinapsis (tempat sel otak bertemu). Dengan demikian tidur setelah belajar bermanfaat untuk memperkuat tersimpannya materi yang telah dipelajari ke dalam otak sekaligus memudahkan otak untuk mengingat kembali materi tersebut.

Pilihan memang ada di tangan murid. Bagi yang memilih belajar dengan sistem kebut semalam harus siap resiko materi pelajaran tidak akan terserap dengan baik dan bahan tubuh mengalami kelelahan akibat kurangnya jam tidur saat hari tes tiba. Bagi yang memilih belajar dengan cara mencicil tentunya harus pandai-pandai mengalokasikan waktunya untuk   lebih sering mempelajari materi pelajaran secara rutin. Kebiasaan mencicil materi pelajaran memudahkan murid untuk menguasai materi tersebut dengan lebih baik.

Jadi tentukan mana pilihanmu... 

Komentar

Postingan Populer