Sedikit-sedikit Lupa... Lupa Kok Sedikit-sedikit?
![]() |
| Sumber Gambar: www.12104mafp.blogspot.com |
Pernahkah kamu mengalami situasi bertemu dengan seseorang
yang kamu merasa sangat akrab dengan wajahnya namun lupa namanya? Pernahkah
kamu mengalami ketika berada di kamar mandi ternyata kamu lupa membawa benda
yang kamu butuhkan? Pernahkah juga kamu mengalami lupa menaruh benda-benda
kecil yang kamu butuhkan seperti paper clips, rautan, atau selotip?
Lupa merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam kehidupan
manusia. Rasa jengkel yang timbul karena lupa bisa beragam mulai dari yang
kecil sampai yang besar. Jika kejadiannya adalah lupa menaruh handuk basah ke
jemuran, mungkin efeknya relatif kecil misalnya diomeli ibu. Yang lebih
menjengkelkan adalah bila lupa jawaban soal tes padahal kamu sudah berjuang
semalaman untuk belajar. Alhasil rasa kecewa karena nilai terancam jeblok dan bayangan
remidi pun menari-nari di pelupuk mata.
Dalam konteks dunia pendidikan, tak hanya murid yang
mengalami rasa sebal karena lupa materi pelajaran. Guru pun bisa frustrasi bila
materi pelajaran yang disampaikan pada murid begitu mudahnya dilupakan. Seolah
tak ada lagi jejak memori tentang sekian menit penjelasan guru yang
menggebu-gebu itu. Begitu salam penutup diucapkan guru, saat itu juga semua materi
terlupakan begitu saja. Going with the
wind blows...
![]() |
| Sumber Gambar: www.gaulfresh.com |
Mengapa manusia bisa mengalami lupa? Secara umum ada 2 teori
yang menjelaskan proses terjadinya lupa. Pertama, Decay Theory. Menurut teori ini memori manusia akan memudar seiring
dengan berjalannya waktu.
Ebbinghaus menganalogikan proses terjadinya lupa ini
dengan sebuah es batu yang ada di tempat hangat. Semakin lama es batu tersebut
akan mencair dan menghilang wujudnya. Demikian juga dengan ingatan manusia. Semakin lama
ingatan manusia akan menghilang karena pengaruh waktu.
Para ahli psikologi pendidikan menemukan kelemahan dari Decay Theory. Ingatan akan suatu hal tidak selalu memudar seiring dengan berjalannya waktu. Tidak semua memori atas materi yang telah dipelajari akan hilang setelah sekian lama. Materi yang disampaikan dengan cara yang menarik masih bisa diingat oleh manusia walaupun sekian puluh tahun waktu berlalu.
![]() |
| Sumber Gambar: www.dehapsa.esaunggul.weblog.ac.id |
Sebagai gantinya riset tentang proses kognitif manusia menemukan teori kedua yang disebut dengan Interference Theory. Menurut teori ini memori atas suatu materi yang dipelajari dapat terlupakan karena adanya interferensi atau tumpang tindihnya memori lain yang masuk ke dalam otak manusia. Tidak seperti Decay Theory, teori interferensi ini menyayatakan bahwa berlalunya waktu bukanlah faktor krusial dalam melupakan. Proses lupa akan terjadi seiring dengan berjalannya waktu, namun masuknya informasi baru ke dalam memori yang menyebabkan terjadinya interferensi dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya.
Ekeperimen tentang Interference Theory dilakukan oleh Todd Williams. Dia menghabiskan waktu selama sepekan untuk mengajar tentang Perang Dunia I. Kemudian dia menghabiskan sepekan lagi untuk mengajar tentang Perang Dunia II. Todd lalu memberikan ujian pada murid dengan materi Perang Dunia I. Dua hari kemudian dia memberikan ujian yang mencakup seluruh materi tentang Perang Dunia I dan II. Hasil eksperimen menunjukkan murid meraih nilai lebih baik pada ujian yang pertama daripada ujian yang kedua. Todd menyimpulkan bahwa murid mengalami lupa dan kebingungan mengingat materi sejarah Perang Dunia I saat mereka mengerjakan ujian yang kedua.
![]() |
| Sumber Gambar: www.sidomi.com |






Komentar
Posting Komentar