Study Hard Play Hard. Why Not?
Menjadi murid yang pintar sekaligus asik diajak bergaul tentunya menyenangkan sekali. Di satu sisi murid tetap bisa eksis menunjukkan prestasi akademik yang bagus, di sisi lain murid juga memiliki cukup waktu untuk melakukan aktivitas lain yang menyenangkan. Sayangnya tidak banyak orang yang paham cara menyeimbangkan antara belajar dan bermain. Kebanyakan orang cenderung memfokuskan diri pada satu hal yaitu belajar atau bermain saja.

Murid terkadang lupa bahwa tubuh juga memiliki hak untuk beristirahat setelah letih belajar. Raga juga memiliki hak untuk refreshing guna memulihkan energi yang terpakai untuk belajar. Otak yang distel kenceng untuk memantengi deretan aksara pada buku teks juga perlu didinginkan.
Di sisi lain murid yang memfokuskan diri pada bermain saja juga melupakan kenyataan kalau sebagai pelajar mereka memiliki tugas utama untuk belajar. Murid bisa jadi lupa mereka memiliki kewajiban moral pada orang tua untuk menunaikan tugasnya sebagai pelajar dengan penuh tanggung jawab.
Asal tahu caranya cara untuk menyeimbangkan antara belajar dan bermain sebenarnya sederhana saja. Kuncinya adalah pada pembuatan skala prioritas dan pengaturan waktu yang baik. Skala prioritas yang utama bagi murid tetaplah belajar. Setelah tertunaikan kewajibannya dengan baik, baru murid dapat memanfaatkan sisa waktunya untuk bersenang-senang. Pengaturan waktu yang baik juga perlu diatur dan dilaksanakan dengan disiplin. Bila sejak awal direncanakan belajar selama dua jam lalu bermain selama dua jam, maka kedua aktivitas tersebut hendaknya dilakukan pada rentang waktu yang telah disepakati.
Self Reward.
Memberikan penghargaan bagi diri sendiri tentunya menyenangkan sekali. Hal ini dilakukan apabila orang telah mengerjakan suatu pekerjaan yang telah ditargetkan. Sejak dulu saya selalu menerapkan hal ini pada diri sendiri. Sebelum memberikan self reward saya tuliskan dulu daftar pekerjaan yang harus saya lakukan dalam buku agenda. Setelah itu saya menentukan aturan main bagi diri sendiri, misalnya malam ini saya boleh menghabiskan waktu dengan membaca komik Detektif Conan sepuasnya apabila dalam sehari saya mampu memposting tiga artikel di blog pribadi saya dan di Kompasiana.

Self reward ini Alhamdulillah terbukti sangat membantu saya menyelesaikan kuliah dalam waktu relatif cepat dan mencapai IPK nyaris sempurna. Karena penelitian yang saya angkat untuk tesis adalah kualitatif, maka tak heran bila kala itu hari-hari saya sangat disibukkan dengan mengetik verbatim hasil wawancara dengan subjek penelitian. Saat itu saya memberi motivasi bagi diri sendiri bila verbatim yang tebalnya 500 halaman lebih itu berhasil saya selesaikan tepat waktu, maka saya boleh memborong buku bacaan yang saya sukai sepuasnya. Setelah memberikan janji pada diri sendiri dengan hal yang menyenangkan, kinerja saya dalam mengetik verbatim meningkat tajam karena di benak sudah terbayang aneka buku favorit akan berpindah memenuhi rak buku saya. Pernah juga saya memberikan reward bagi diri sendiri dengan menghabiskan waktu seharian untuk hang out bersama teman-teman. Saat itu saya memilih untuk mengunjungi Trick Eye Museum Jogja yang sejak lama membuat penasaran ingin berfoto ria di sana setelah kewajiban mengikuti seminar hasil tesis terselesaikan.
Kebiasaan memberikan self reward ini juga dapat dicontoh oleh murid yang menginginkan dirinya study hard play hard, misalnya setelah mereka menyelesaikan tugas dari guru, maka mereka boleh menonton film yang disukai atau setelah target mendapat nilai 100 pada mata pelajaran tertentu terpenuhi, maka mereka boleh menghabiskan akhir pekan dengan makan di luar bersama teman-teman.
Asal tahu caranya dan mau disiplin menjalaninya, study hard play hard bukan sesuatu hal yang mustahil, kan?



Komentar
Posting Komentar